BREAKING NEWS:Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul, Dinkes Terjunkan Tim Survei
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul langsung bergerak cepat menurunkan tim untuk melakukan survei di lapangan menindaklanjuti adanya seorang warga Kapanewon (Kecamatan) Gedangsari yang suspek antraks dan harus dirawat di rumah sakit di Sleman.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya mendapat laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terkait satu warga Gunungkidul yang dirawat di RSUD Prambanan yang diduga suspek antraks.
Advertisement
"Kami dapat info kemarin siang menjelang sore. Ada satu warga Gedangsari suspek antraks dan dirawat di RSUD Prambanan," kata Dewi.
Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait penanganan selanjutnya.
Selain itu, lanjut Dewi, Dinkes telah menurunkan tim untuk melakukan survei di lapangan, termasuk cek kesehatan hewan, pendataan hewan sakit, apakah ada warga yang mengonsumsi daging hewan yang mati dan pengambilan sampel
"Kami belum bisa melaporkan secara lengkap, baru melacak di lapangan. Kita akan melihat dulu apakah ada gejala dari warga lain. Saat ini memang sudah ada satu yang suspek antraks," katanya.
Lebih lanjut, Dewi mengimbau kepada masyarakat agar kalau ada hewan sakit atau mati jangan dipotong, apalagi dibrandu (disembelih dan dibagi-bagi).
BACA JUGA: Viral Penyakit Antraks di Gunungkidul, Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati
"Kalau mengonsumsi daging, pastikan dari hewan yang sehat dan rebus sampai matang," katanya.
Sementara itu, Panewu Gedangsari Eko Kristianto mengatakan seorang warga Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut diduga suspek antraks. Namun demikian, pihaknya juga belum mengetahui secara pasti, karena masih dilakukan penelusuran.
Ia menyebut jika ada sapi yang mati di rumah warga suspek antraks tersebut. "Kebetulan di rumahnya ada sapi mati, tetapi tidak disembelih dan Puskeswan melakukan penguburan sapi," kata Eko.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengingatkan kepada masyarakat jika ada hewan ternak mati untuk tidak dikonsumsi atau sering disebut brandu. Lebih baik dikuburkan dibandingkan dikonsumsi.
"Jangan brandu kalau itu tidak dilakukan, ada Puskeswan. Karena itu bisa berdampak," kata bupati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement